Beasiswa?kenapa tidak...

 Pusat Info Beasiswa

Senin, 29 November 2010

Toriqatu al-tadris al-injliziyah

BAB I

Pendahuluan

Man `arafa lughata qaumin salima min mukrihim”

Begitulah Rasulullah SAW menggambarkan bahwa menguasai sebuah bahasa asing itu sangat penting sebab dapat meenyelamatkan kita dari tipu daya yang berasal dari kelompok bahasa tersebut

Dunia berputar dan mengikuti peradaban bangsa termaju, maka jika kala orang muslim pada era dinasi Abbasiyah Berjaya semua berbondong-bondong belajar bahasa Arab yang merupakan bahasa resmi pemerintahan Abbasi dan sekarang, ketika orang barat bangkit lazimlah bila berbondong-bondong pula masyarakat dunia mempelajari bahasa Inggris

Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar bahasa harus melalui unsur-unsur praktek, baik membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Adalah Dr. Dzoul Milal, M.Pd selaku pengampu mata kuliah toriqatu at-tadris al-injliziyah memiliki inisiatif untuk mengadakan research tentang pembelajaran bahasa Inggris di lembaga akademik yang dalam hal ini peneliti pilih metode pembelajaran bahasa Inggris di Markaz lughatain PP. Bustanul Ulum Mlokorejo Jember melalui pendekatan wawancara dan observasi lapangan

Semoga bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris[1]


BAB II

Pembahasan

A. Markas Bahasa Inggris PP. Bustanul Ulum Mlokorejo Jember

Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo adalah salah satu pesantren tertua di Jember yang memiliki prinsip Al-muhafadzatu `ala qadim as-shalih wa al-akhdu bi al-jadiid al-ashlah yakni, melestarikan tradisi salaf dan menambahkan kurikulum modern yang bermutu[2]

Karena tuntutan zaman, maka direktur PP. Bustanul Ulum merasa tidak cukup hanya dengan pendidikan formal dari tingkat RA, MI, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi saja yang perlu di jalani, namun harus ada lembaga khusus yang memberikan wadah terhadap pengembangan skill bahasa asing. Maka pada awal tahun 2000 didirikanlah Markaz Lughatain[3] yang memberikan sarana pengembangan bahasa Arab (MARKAB) dan bahasa Inggris (MARKING) dengan tutor yang berpengalaman dibidangnya

Didukung dengan fasilitas sakan al-khas, Laboratorium, Kangguru Magazine, perpustakaan yang memadai, markaz lughatain telah mempu mengantarkan khirrij ke berbagai perguruan tinggi bertaraf nasional seperti Universitas Negeri Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Negeri Jember, IAIN Sunan Ampel Surabaya, UNMUH Malang, UNMUH Surabaya, UNMUH Jember IKIP Jember dan Lainnya maupun perguruan tinggi bertaraf Internasional seperti Al-Azhar Cairo dan Ahqaff University Yaman serta sering pula mengikuti pertukaran pelajar baik ke lembaga dalam negeri ataupun luar negeri seperti ke Singapura University dan Jamai`ah Islamiyah Madinah KSA


B. Metode yang digunakan MARKING

Metode yang digunakan dalam tariqatu at-tadris di MARKING meliputi

ü Speaking

ü Reading

ü Listening

ü Writing

Yang semuanya didukung dengan penguasaam grammatical dan atraksi mingguan yang dikemas dengan penampilan drama, khitobah, dan pembacaan puisi antar kelompok sehingga menambah nilai semangat dalam benak members dan menjadi ajang fastabiqul khairat[4]

Ketika peneliti mewawancara Mr. Rifki[5] terkait system pembelajaran ini dia menyimpulkan sebagai berikut :


a. Practice dianggap paling berperan karena bahasa adalah habit . jadi bisakanlah menggunakan bahasa kegemaran kita untuk bisa menguasainya

b. mendengar dan memmbaca teks dianggap memiliki peran aktif dalam mendalami bahasa karena hal ini berfungsi sebagai input sebuah bahasa.

c. permainan adalah output sebuah bahasa dan bisa dicerminkan dengan performance saat permainan berlangsung.

d. hafalan, sebenarnya perannya dominan namun hafalan dianggap percuma bila minim dalam mempraktekkan

selanjutnya peneliti menanyakan metode apa yang disampaikan para pengajar ketika memberikan materi dan ternyata 60% mereka menerima materi structure karena sangat diperlukan ketika ujian, 25% Speaking dan listening sesuai dengan kebutuhan era modern dan 15% terdiri dari reading serta writting

ternyata survey ini setali tiga uang dengan pendapat Mr. Saiful Rijal[6], “secara turun - temurun sejak generasi pertama, MARKING lebih berorientasi pada penguasaan structure karena akan memudahkan members ketika menghadapi soal – soal baik di tingkat ujian nasional SMP maupun SMA, terbukti Alhamdulillah members kami selalu meraih kelulusan 100% dari tahun ketahun” akunya. Ternyata hal ini diamini oleh salah satu members yang akrab di panggil Hakam, dia berujar “saya masuk MARKING karena ingin bisa mengerjakan soal kala ujian saja, kalau masalah speaking dan lainnya itu nomer sekian Mas”, sambil tersenyum dia kemudian segera memberikan secangkir kopi pada peneliti


Maka dengan informasi data tersebut peneliti bermaksud memberikan kesimpulan yang berkaitan dengan tujuan mempelajari bahasa Inggris melalui sepuluh responden yang dianggap bisa mewakili 167 suara members dengan data chart:

Jika mengacu pada hasil responden ini, maka apa yang disampaikan Mr. Saiful Rijal sangat sesuai dengam misi para members. Disusul kemudian dengan tujuan mereka mempelajari bahasa Inggris adalah karena merupakan tuntunan zaman, dan diurutan ketiga serta keempat ialah agar merasa lebih terpelajar dan tidak merasa primitive


BAB III

Penutup dan Kesimpulan

Jangan heran bila setiap anak kecil pasti mampu menguasai bahasa apapun jika dibiasakan melalui praktek dan keseriusan menguasai yang tentunya hanya dengan cara :

ü Speaking

ü Reading

ü Listening

ü Writing

Seperti metode yang diadopsi oleh MARKING PP. Bustanul Ulum Mlokorejo Jember

Akhirnya, semoga hasilnya bermanfaat



[1] Paper ini bisa di unduh pada diare dunia maya peneliti di www.abdullahhanani.blogspot.com

[3] Pusat pengembangan dua bahasa (Arab dan Inggris)

[4] Tertera dalam konstitusi yang ada di office MARKING

[5] Tenaga edukatif senior yang diwawancarai pada waktu observasi (14 – 11 – 2010 )

[6] Salah satu tenaga edukatif yang diwawancarai via telphone (25 – 11 – 2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

huh,