Beasiswa?kenapa tidak...

 Pusat Info Beasiswa

Jumat, 20 November 2009

sharf

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang menjadi symbol dalam kehidupan kita. Bahasa memiliki unsur – unsur dalam struktur keilmuan untuk bisa difahami baik bagi yang berbicara maupun bagi pendengarnya
Seiring dengan majunya disiplin ilmu bahasa, terutama bahasa Arab yang merupakan bahasa jannah maka berkembang pula pembahasan yang ada didalamnya, seperti corak fail bila dipandang dari disebutkan atau tidak disebutkannya dalam konteks kalimat
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu Sharaf makalah yang membahas tentang fiil ma`lum dan fiil majhul dengan seringkas mungkin ini disusun agar menjadi ukuran kadar intelektualan belajar di fakultas Adab jurusan Bahasa dan Sastra Arab.
Semoga bermanfaat. Amien

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan makalah ini adalah :
A. Apa dan bagaimana fiil ma`lum itu?
B. Apa dan bagaimana fiil majhul itu?

3. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah memberikan pemahaman kepada audiens tentang :
A. Fiil Ma`lum
B. Fiil Majhul

BAB II
PEMBAHASAN

Fiil jika dilihat dari sudut pandang failnya maka dibagi dua bagian
A. Fiil Ma`lum

Dalam istilah bahasa Indonesia fiil ma`lum sering pula disebut kata kerja bentuk aktif , Fiil Ma`lum definisinya adalah Kalimat yang dalam konteksnya terdapat (menyebutkan) Fail seperti contoh :
ضَرَبَ عُمَرُ
Catatan :

• Cara mudah proses pembuatan fiil ma`lum jika kata tersebut terdiri dari fiil madhi tsulasi mujarrad yang huruf sebelum akhirnya berupa huruf alif yang ikut wazan : فََعَلَ – يَفْعُلُ seperti lafadz : .سَامَ – يَسُوْمُ, رَامَ - يَرُوْمُmaka tinggal mendommahkan huruf depan (awal) nya, jadi lafadz – lafadz tersebut menjadi :سُمْتُ و رُمْتُ

• Namun bila termasuk wazan : فََعَلَ – يَفْعِلُ ,seperti : بَاعَ – يَبِيْعُ, جَاءَ - يَجِيْئُatau wazan : فََعَلَ – يَفْعَلُseperti: نَالَ – يَنَالُ, خَافَ – يَخَافُmaka prosesnya tinggal mengharakati kasroh pada huruf depannya, berarti lafadz – lafadz tersebut menjadi
نِلْتُ, خِفْتُ, بِعْتُ, جِئْتُ:

B. Fiil Majhul

Pengertiannya yaitu susunan kalimat yang tidak menyebutkan fail dalam susunannya sebab beberapa faktor yaitu :
• Pemahaman yang dimiliki pendengar
• Bisa dimengerti oleh semua pihak
• Sebab tidak diketahui
• Nilai sastra
Contoh:
ضُرٍبَ عُمَرُ
 Bila akan membentuk fiil majhul maka wajib mengubah bentuk fiilnya, yaitu jika fiil madhi maka dikasroh huruf sebelum akhir dan mendhommahkan huruf hidup sebelumnya seperti contoh ضُرٍبَ asalnya ضَرَبَ
 Kalau huruf sebelum akhir fiil madhi berupa alif maka diubah menjadi ya` dan diberi harokat kasroh pada huruf sebelumnya seperti :قاَلَ menjadi قِيْلَ

 Jika terdiri dari fiil mudlore` maka didhommahkan huruf awalnya dan menfathahkan huruf sebelum akhirnya seperti contohيََضْرِبُ: menjadi يُضْرِبُ

BAB III
PENUTUP

Jika dalam tata bahasa Indonesia dikenal istilah kata kerja aktif dan kata kerja pasif maka dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan kata kerja aktif dan kata kerja pasif . Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:
ضَرَبَ عُمَرُ ضُرٍبَ عُمَرُ
(= Umar memukul) (= Umar dipukul)
Fi'il ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (kata kerja aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).
Fi'il ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (kata kerja pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau Pengganti Fa'il (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku).
Jadi inti dari pelajaran ini kita harus mengikuti skema berikut
Fi'il Madhi Fi'il Mudhari'
Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul
فَعَلَ فُعِلَ يَفْعَلُ يُفْعَلُ

Daftar Pustaka
Al Galayini , Musthafa. Jami` al-Durus al-Arabiyyah, Lebanon:Daar al-Kutub al-Ilmiyyah edisi 8, 2007
Dayyab , Hifni Bek. Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah, Jakarta:Darul Ulum Press cetakan 6, 2007 terj
Munawwir, AW. Kamus Al Munawwir , Surabaya:Pustaka Progressif edisi 2, 1997
http://www.freewebs.com/arabindo/w15.htm
http://www.wahib-dr.com

Kamis, 19 November 2009

Sunan Kalijaga Vs Syekh Siti Jenar[1]

Satu

Dua

Tiga

Itu harus

Satu

Tiga

Lima

Itu lekas

Makna umum dari karya ini adalah pengungkapan tabir sistem thariqah yang menjadi pedoman paradigma pembelajaran Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar yakni jika Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan dalam nilai amaliyah dengan mempelajari Syari`at, Thariqat dan Hakikat berdasarkan dalil :

وشريعة وطريقة و حقيقة كسفينة في البحر لذهاب[2]

Sedangkan Syekh Siti Jenar menerapkan keilmuan yang sulit diamalkan oleh ummatnya sebab mayoritas masih islam beginner yaitu: Syari`at, Hakikat dan Makrifat, jadi hal ini sulit diadaptasi oleh pengikutnya.

Peristiwa serupa persis pernah terjadi dimasa keemasan kaum sufi melalui tokoh panutannya yaitu Al-Hallaj di Baghdad beberapa abad yang lalu .

Karya sastra ini merupakan sebuah syair yang berisi tentang nilai ajaran ritual keagamaan penuh dengan kekentalan sufi yang dicerminkan dengan tokoh seniman penyiar agama Islam di Jawa, Sunan Kalijaga dan sang kontroversi Syekh Siti Jenar .

Karya sastra model ini bisa juga disebut sastra bandingan, yaitu studi banding ilmu pengetahuan yang kemudian lahir studi bandingan dalam agama[3] .

berikut struktur intrinsik dan ekstrinsiknya :

1. Intrinsik

Terdiri dari penuturan tokoh, alur, latar dan tema ( hal ini pasti berkaitan dengan sastra)

* Tokoh

Dalam puisi ini tokoh yang diangkat adalah Sunan kalijaga dan Syekh Siti Jenar

* Alur

Berdimensikan kedalaman ilmu pengetahuan khususnya thariqat yang berbeda antara pemahaman pengikut masing – masing sekte

* Latar

Background karya yang nyentrik ini adalah pada padepokan dimana system ajian sorogan dilakukan, yaitu pada halaqah- halaqah yang membahas tentang jati diri al ma`budu fillahi dan wahdatul wujud .

* Tema

Tema yang diangkat adalah perseteruan antara Sunan Kalijaga versus Syekh Siti Jenar ditinjau dari segi paradigma ajarannya

2. Ekstrinsik

Pemaparan politik, social, budaya, agama, sejarah dan biografi (struktur ini tidak selalu mengacu pada karya sastra seperti intrinsik) .

* Politik

Puisi ini dipengaruhi oleh keadaan politik yang mana pihak wali songo yang dalam hal ini diwakili oleh Sunan Kalijaga memilih Raden Patah untuk memimpin perjuangan dengan pemerintahan demak sedangkan Syekh Siti Jenar Sendiri mendukung gerakan pimpinan muridnya sendiri yang merupakan kerabat Majapahit .

* Sosial, Budaya serta Agama

Oleh karena masih kentalnya pengaruh agama hindu budha waktu itu maka puisi ini juga memaparkan kelas peribadatan dan kedekatan antara hamba dan tuhan serta kelas kasta yang sepertinya timbul dalam konteks thariqah .

* Biografi dan Sejarah

Jika kita menyimak puisi ini dengan seksama maka begitu terperinci sejarah perbedaan pemikiran dan nalar serta juga praktek amaliyah dari kedua pendekar penyebar islam ini .

Mengenai biografi, karya ini sulit membuka tabir pelaku sebab puisi ini sangat mengandalkan ketajaman akal untuk berpikir dan hatilah penilainya. Namun bila kita memahami arti ajaran sejarahnya maka pasti faham pulalah biografinya dengan otomatis[4] .

[1] Ibnu Syamsul el-Fikry, Warna 1001 Makna, (Sumenep:Al - Amien Printing, 2006) Halaman 3

[2] Bakr Al-Makky bin Muhammad Syatha Ad – Dimyathi, Kifayatul Atqiya`, (Surabaya:Al – Hidayah,1402) Hal. 9

[3] Kamal Yusuf, Teori Sastra, (Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 2009) Hal. 10

[4] Paper ini bisa di baca pada diare pribadi penulis di dunia maya, www.abdullahhanani.blogspot.com

Minggu, 01 November 2009

......

Sungguh lucu, seakan dunia ini hanya wajah dan topeng manusia saja....
Malam itu kuhidupkan lampu kota
penduduk malah semakin buta
aku semakin tak mengerti ketika air panas tertawa
gumamku hanyalah ejekan saja

jalan berliku menampar
niat makin sangar
namun petir menyambar
langit hanya sesekali terlihat memar
buyar

tawassulku kan menjadi nanah
air matapun tumpah
gelisah
rebahkan bibir pada tanah
innalillah

ingat hayalanku bukan sampah!!