Beasiswa?kenapa tidak...

 Pusat Info Beasiswa

Rabu, 27 Oktober 2010

Menjadi pemuda sejati*

Syubbanul yaum rijalul ghadz…
Pemuda hari ini merupakan pemimpin pada hari esok, Begitulah petikan hikmah yang menjadi asas para pemuda untuk menggalang persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.
Pemuda adalah tokoh utama yang mendalangi kemerdekaan, sebab walaupun para pahlawan kita terus meneriakkan kemerdekaan dengan semboyan Isy kariman au mut syahidan ; hidup mulia atau mati syahid, namun nilai minus dari perjuangan masyarakat Indonesia terletak pada tidak adanya pemersatu yang menjadi wadah yang menyatukan semangat perjuangan, maka ‘ibarat lidi yang lemah tanpa wujud sapu’ mereka berinisiatif untuk menghimpun seluruh pemuda dari Sabang sampai Merauke untuk membangkitkan rasa nasionalisme demi terciptanya kemerdekaan negeri kita
28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda dikumandangkan, bangsa Indonesia mulai bangkit melalui para pemuda, nasionalisme mulai menemukan auranya, dan gairah para pejuang semakin menggelora. Sejak saat itulah jiwa kepahlawanan berapi-api di setiap pelosok tanah air tercinta,Jadi Tidaklah mengherankan bila terdapat keyakinan bahwa tanpa Sumpah Pemuda kemerdekaan bangsa tidak dapat diraih. Karena Sumpah Pemuda menjadi ajang pemersatu kebulatan tekat anak-anak bangsa. Perjuangan pemuda tidak berhenti pada Sumpah Pemuda. Kiprah pemuda berlanjut pada era kemerdekaan ketika para pemuda ‘menculik’ Sukarno ke Rengasdenglok dan kemudian bersama Hatta merumuskan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945. Maka sebenarnya tanpa peran pemuda teks proklamasi tidak mungkin dibacakan Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia yang notabenenya Atas desakan bahkan ancaman para pemuda
Sejak saat itulah kita telah merdeka dari penjajahan, namun rasanya kita belum merdeka secara perfect karena tidak banyak rakyat yang merasa hidup seperti budak di negeri sendiri. Hal inilah yang merupakan P(e)-(e)R bagi kita terlebih lagi sebagai mahasiswa
Ingatlah bahwa kejayaan suatu bangsa tergantung dari sejauh mana pribadi dan keluhuran para pemuda saat ini, tapi sebuah tanda tanya besar bagi kita yang mayoritas sedang ‘terlena’ dan sering ‘berrmimpi’ untuk hidup glamour padahal masa depan jelas di tangan kita
Muhammad Mahdi berpendapat bahwa Bahwa pemuda merupakan amunisi masa depan, buah menuju kebangkitan, pintu keluar dari keterpurukan menuju kemajuan. Beliau memberikan tiga himbauan pada para pemuda yakni ;Pertama, pendidikan yang layak untuk hidup di bawah naungan risalah, membentengi jiwa dengan ilmu pengetahuan, mengobarkan semangat kesadaran, dan bersikaplah istiqamah (integritas) dan I’tidal (sikap lurus), sesuai dengan manhaj (Platform) Islami; sehingga mampu menjalankan tugas-tugas berat, dalam memberikan yang terbaik bagi agama, nusa dan bangsa. Kedua, ikuti reformasi yang integral dan optimis punya potensi, sehingga dapat terbiasa melakukan nilai-nilai positif, meninggalkan sikap acuh tak acuh dan ketidak-pedulian serta sikap negatif yang telah banyak merasuk dalam kehidupan para pemuda. Dan yang Ketiga, Kepada para pemuda yang sudah menjadi pemimpin bangsa dalam berbagai bidang dan tingkatan; hendaknya memberikan kesempatan kepada mereka untuk bebas bergerak dan memilih guna mengembangkan bakat dan mengeksplorasi potensi yang mereka miliki, dan juga memberikan kesempatan untuk bertemu dengan seniornya untuk mengambil manfaat dari pengalaman serta mencontoh ibrah dari pengalaman mereka; sehingga menyatu antara potensi pemuda dengan kebijaksanaan dari orang tua agar membuahkan hasil menjadi orang yang cerdas dalam memberikan pendapat dan baik dalam kerja
Sebagai ikhtitam, semoga melalui refleksi Sumpah Pemuda kita bisa lebih bangkit dengan bercermin pada perjuangan para pendahulu. Better late than never, maka tidak ada langkah yang lebih tepat untuk berubah kecuali berbenahlah sekarang juga

*PTKP HMI Adab IAIN Surabaya, bisa berkunjung ke dunia maya penulis www.abdullahhanani.blogspot.com

Senin, 25 Oktober 2010

Met - Pen 1


BAB I

Pendahuluan

Ada yang berpendapat bahwa ibarat perang bahasa itu seperti sepasang pedang dan perisai, artinya dengan bahasa kita bisa menguasai dunia dan memahami apa mau dunia sebab masa kejayaan sebuah generasi bisa di lihat dari bahasanya, sebut saja ketika Islam mencapai masa keemasan, semua berbondong – bondong belajar bahasa Arab namun ketika sekarang orang – orang barat lebih ‘bertaring’ maka berbondong – bondonglah mereka belajar bahasa Inggris

Hal ini juga pernah di sampaikan Rasulullah S.AW. dengan sabdanya ; Man `arafa lughata qaumin salima min mukrihim yang berarti barang siapa mengerti bahasa suatu golongan maka dia akan selamat dari tipu daya golongan tersebut

Menanggapi fenomena ini, Mahasiswa semester V jurusan Bahasa dan Sastra Arab fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya di bawah bimbingan Pak Kamal Yusuf, M.Hum melakukan Research tentang bagaimana sikap Mahasiswa terhadap Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

Sebagai pertimbangan, Peneliti memberikan lembaran kuestioner (terlampir) pada mahasiswa yang berlatar belakang beraneka ragam jurusan untuk menggali data dengan jumlah 10 koresponden (terlampir)[1]

BAB II

Pembahasan

Ada beberapa poin pertanyaan yang dibuat untuk menemukan sumber baru tentang bahasa di mata mahasiswa dengan menggunakan jawaban kolektif melalui presentasi grafik

Pertanyaan poin pertama menitik beratkan pada optimisme mahasiswa terhadap bahasa Arab dan bahasa Inggris menghasilkan data chart berikut:

(wah, maaf belum bisa menampilkan grafik :( ada yang bisa bantu?)

Ternyata mayoritas mahasiswa menganggap kemampuan berbahasa Arab dan Inggris penting selain karena tuntutan zaman bahasa asing ini juga menunjang terhadap kehidupan sehari – hari akan tetapi, bahasa Arab lebih dianggap dominan oleh mahasiswa IAIN Sunan Ampel karena memang mereka setiap harinya lebih banyak menggeluti bahasa yang sering dianggap asal usul bahasa dunia ini jadi sangat lazimlah bila prosentase pollingnya mengungguli bahasa Inggris. Selanjutnya, pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan status di mata pemerhati pendidikan merupakan unsur muhim lalu diikuti menggunakan bahasa Inggris mencerminkan kemoderenan dan bahasa Arab adalah bahasa ukhuwah ummat islam serta diposisi buncit ialah bahasa Arab berperan sebagai pengantar kuliah, dakwah maupun pengajian

Sedangkan pertanyaan poin kedua mengarah pada bagaimana perasaan responden terhadap bahasa, tanggapan mereka :

(wah, maaf belum bisa menampilkan grafik :( ada yang bisa bantu?)

Lagi – lagi faktor latar pendidikan menjadi dalang utama mengapa mahasiswa IAIN Sunan Ampel merasa bahasa Arab mempermudah belajar agama, hal ini karena background mereka mayoritas alumni pondok pesantren. Namun, mahasiswa yang merasa lebih terpelajar ketika mampu berbahasa Arab dan Inggris juga banyak sebab perputaran roda zaman mewajibkan kita mempelajari bahasa yang mulai digalakkan dalam segala bidang. Ini terbukti setiap kali liburan semester banyak mahasiswa yang memilih tidak pulang karena mengikuti kursus kilat bahasa Inggris seperti di Pare misalnya. Kemudian dengan bahasa Inggris mahasiswa merasa lebih bergengsi dan memang sepertinya lebihnya nyaman menjadi pilihan berikutnya memanglah sangat dominan sebab contoh kecilnya saja ketika menjalankan aplikasi Laptop kita akan kesulitan bila tidak faham bahasa Inggris. Nah, berdoa lebih khusu` dengan menggunakan bahasa Arab tidak terlalu menjadi pilihan mahasiswa karena memang lebih merasa khusu` jika menggunakan bahasa yang kita pakai begitupun untuk memahami maksudnya

Setelah itu peneliti memberikan suguhan pertanyaan poin ketiga yang berupa ketertarikan mahasiswa terhadap bahasa Arab yang sering disebut dengan bahasa surga dan bahasa Inggris yang merupakan bahasa pusat peradaban saat ini

(wah, maaf belum bisa menampilkan grafik :( ada yang bisa bantu?)

Hasilnya mahasiswa lebih merespon akan mendalami bahasa Inggris lalu mendalami bahasa Arab serta akan memberikan saran kepada kawannya untuk belajar bahasa Inggris, kesimpulan singkatnya mahasiswa memang merasa skill bahasa Inggrisnya sangat minim sehingga antusiasnya lebih kuat belajar bahasa Inggris, maka wajar saja jika mendahulukan bahasa Arab dari pada bahasa lain merupakan pilihan minoritas mereka

Nah, untuk melihat tanggapan kecenderungan mahasiswa maka diajukanlah question poin keempat yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa asing tersebut, berikut datanya

(wah, maaf belum bisa menampilkan grafik :( ada yang bisa bantu?)

Jadi sangat benar teori yang mengatakan bahwa Al – Lughah Huwa Adatun yang artinya bahasa adalah sebuah kebiasaan, terbukti mayoritas responden lebih bisa memahami bahasa asing namun tidak mampu mengaplikasikannya. Hal ini jelas karena dalan bahasa Arab mereka tidak memperhatikan maharat qiraah, maharat istima`, maharat kitabah terlebih maharat kalam dan dalam bahasa Inggris tidak memperhatikan reading skill, listening skill, writing skill dan speaking skill . walaupun ada juga sebagian kecil benar – benar faham tapi lebih banyak pula yang tidak memiliki kemampuan sama sekali baik bahasa Arab ataupun bahasa Inggris

Maka dari beberapa data tersebut peneliti memberikan pertanyaan kelima sebagai pamungkas dengan menanyakan sikap mahasiswa terhadap Bahasa Arab dan Bahasa Inggris adalah

(wah, maaf belum bisa menampilkan grafik :( ada yang bisa bantu?)

‘Sepakat bahwa mempelajari bahasa asing sangatl penting itulah’ kesan pertama dari penelitian ini, karena 80% mahasiswa memiliki anggapan baik bahasa Arab maupun bahasa Inggris sangatlah penting bagi kehidupan akaemisi ataupun non akademisi

Jadi isi pendahuluan diatas sangatlah ‘menyentuh’ bila dikaitkan dengan bahasa di mata Mahasiswa, khususnya mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya

BAB III

Kesimpulan

Ketika meminta tolong untuk mengisi lembar kuestioner ini peneliti sambil lalu menanyakan apa sebab-musabbab responden memilih jawaban yang disilang sampai akhirnya ada Seorang responden jurusan komunikasi menceritakan bahwa seseorang muslim tidak akan bisa menjadi penghuni surga bila dia belum bisa bahasa Arab, anekdot jawab peneliti sambil mengucapkan terima kasih atas kesediaannya mengisi paper .

Berbeda lagi dengan pendapat yang disampaikan responden nomer 9 (sembilan) yang merupakan mahasiswa jurusan politik islam dia menyimpulkan bahwa bahasa Inggris itu munafik karena cara baca dan tulisannya sangatlah luar biasa berbeda

Dari dua analogi pikiran sample dua mahasiswa tersebut tampaknya kita perlu sepakat bahwa menilai bahasa memerlukan sudut pandang tersendiri yakni kita harus percaya bahwa untuk mendalami masalah agama, tentunya bahasa Arab tidak boleh di lewati begitu saja dan sebaliknya untuk hidup di era modern seperti sekarang ini perlulah kiranya bahasa Inggris menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang mampu membantu kita untuk berinteraksi dengan alam luar yang sedikit banyak sudah lebih suka menggunakan bahasa Inggris, bila tidak maka bersiap-siaplah untuk merasa asing

“Mas saya kok lebih khusu` berdoa dengan bahasa jawa ya? karena lebih legowo kali “ pertanyaan mahasiswi manis jurusan Sejarah dan Peradaban Islam mengawali wawancara kecil peneliti setelah mengangguk-angguk membaca jawaban responden lulusan sekolah favorit di Malang ini. “Ya mungkin jika memakai bahasa Arab apalagi Inggris kita sulit untuk curhat pada tuhan Mbak” jawab peneliti.”tapi saya lebih Pede dalam pergaulan sehari-hari jika terlontar bahasa Inggris” lanjutnya.”ah, ternyata dengan berbahasa Inggris kita memang lebih bergensi” gumamku dalam hati sambil tersenyum mengiyakan pendapat responden nomer 8 (delapan) ini

Ternyata bila di cermati, hasil penelitian ini lebih positif mengarah pada pemahaman yang serasi bahwa bahasa Arab dan Inggris sangatlah penting perannya, terutama dalam dunia pendidikan.

Buktinya semua responden sepakat jika kita harus mendalami bahasa asing tersebut bahkan 90% menganggap sangat penting untuk mengetahui Lughatul arabiyah dan injliziyah tersebut, sehingga tidak sedikit dari mereka menganjurkan kita belajar kedua kunci kesuksesan didunia dan akhirat itu

Kesimpulannya, bahasa itu adalah kaki pada tubuh manusia. Dengan kaki kita bisa melangkah kamana saja kita inginkan namun bila kita mengalami kecacatan atau luka maka pasti ada kendala untuk mencapai tujuan kita

Akhirnya, semoga latihan penelitian ini merupakan awal dari lahirnya para peneliti handal di lingkungan IAIN Sunan Ampel Surabaya bahkan di Indonesia. Amien …

Lampiran 1

A. Data Pribadi

1. No Responden :

2. Umur : …… tahun

3. Jenis Kelamin : Laki – Laki / Perempuan *

4. Pendidikan : Mahasiswa Jurusan ……………………….. (Semester 1/3/5/7) *



*) Coret yang tidak perlu

B. Petunjuk Menjawab Pertanyaan

Paper kustioner ini menyodorkan pertanyaan mengenai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dan anda diharapkan menjawabnya dengan pendapat pribadi dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban melalui nomor kolektif melalui pedoman ini :

1 = sangat setuju

2 = setuju

3 = tidak ada pendapat

4 = tidak setuju

5 = sangat tidak setuju

C. Pertanyaan

Saya percaya bahwa …..

1. Mampu berbahasa Arab penting bagi mahasiswa (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

2. Bahasa Arab berperan dalam pengantar kuliah, dakwah serta pengajian (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

3. Bahasa Arab adalah bahasa ukhuwah ummat Islam (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

4. Mampu berbahasa Inggris penting bagi mahasiswa (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

5. Pembelajaran bahasa Inggris di kampus dapat menigkatkan status (baca ; kemajuan kampus) di mata pemerhati pendidikan (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

6. Menggunakan bahasa Inggris mencerminkan kemoderenan (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

Saya Merasa …..

1. Lebih khusu` beribadah dan berdoa dengan menggunakan bahasa Arab (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

2. Lebih optimis dengan kemampuan bahasa Arab (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

3. Bahasa Arab mempermudah belajar ilmu agama (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

4. Merasa terpelajar ketika mampu berbahasa Inggris (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

5. Dengan berbahasa Inggris terasa lebih bergengsi (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

6. Sepertinya dengan bahasa Inggris bergaul lebih nyaman (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

Saya Akan ….

1. Mendalami bahasa Arab (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

2. Mendahulukan bahasa Arab dari pada bahasa lain (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

3. Mendalami bahasa Inggris (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

4. Memberikan saran pada mahasiswa untuk belajar bahasa Inggris (1 – 2 – 3 – 4 – 5)

Kemampuan Berbahasa

1. Bagaimana skill anda dalam berbahasa Arab ?

a. Mahir baik dari segi kalam maupun kitabah

b. Mampu dari sisi kalam saja

c. Memahami namun kurang bisa menerapkan kalam

d. Mengerti namun tidak bisa kalam

e. Sama sekali tidak punya kemampuan

2. Bagaimana skill anda dalam berbahasa Inggris ?

a. Mahir baik dari segi speaking maupun writting

b. Mampu dari sisi speaking saja

c. Memahami namun kurang bisa menerapkan speaking

d. Mengerti namun tidak bisa speakig

e. Sama sekali tidak punya kemampuan

Jadi, menurut anda seberepa pentingnya bahasa asing tersebut bagi dunia pendidikan dan tantangan zaman ?

a. Sangat penting

b. Penting

c. Biasa

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

Lampiran 2

(wah, maaf belum bisa menampilkan grafik :( ada yang bisa bantu?)


[1] Research paper ini bisa di unduh pada catatan pribadi peneliti di diary dunia maya www.abdullahhanani.blogspot.com