Beasiswa?kenapa tidak...

 Pusat Info Beasiswa

Minggu, 06 Maret 2011

Telaah Teori Sinkronik dan Diakronik

Aliran telaah Sinkronik dan Diakronik di prakarsai oleh Ferdinand de Saussure seorang dosen di Universitas Jenewa pada medio 1906 sampai 1911[1] yang juga dikenal sebagai Bapak Linguistik Modern

Secara harfiyah Sinkronik berasal dari Bahasa Yunani (dengan akar kata syn = bersama dan khronos = waktu) yang artinya mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu saja[2] misalnya, nama kota Djember pada masa zaman Nippon (sekarang menjadi Jember[3])

Sedangkan Diakronis (yang juga berasal dari Bahasa Yunani dia = melalui dan khronos = waktu) pengertiannya adalah mempelajari suatu bahasa sepanjang masa, artinya selama bahasa itu masih digunakan oleh penuturnya, seperti contoh bahasa melayu klasik yang menggunakan imbuhan Mer sekarang sudah diganti Me dan Ber

Melihat definisi kedua teori ini maka bisa disimpulkan bahwa untuk mempelajari bahasa jauh lebih sulit menggunakan teori diakronik sebab harus mengetahui asal mula sebuah akar kata, terlebih hal ini nantinya berhubungan dengan dialek

Akan tetapi sebagai pengamat tentunya kita bisa mengambil sisi plus dan minus dari dua teori yang dimuat dalam buku Course de Linguistique Generale karya Ferdinand de Saussure. Misalnya sisi plus minus tersebut dalam meneliti Bahasa Indonesia dengan teori sinkronis di era Jepang, maka kemudahan peneliti adalah spesifik pada masa tersebut tanpa harus melihat Bahasa Indonesia pada kurun waktu di jajah Belanda atau pasca merdeka. Nah, sisi minus meneliti Bahasa Indonesia dengan teori diakronis adalah sangat rumit karena harus mengetahui perkembangan bahasa sejak zaman Sriwijaya, sebab harus mengetahui sebab-musabbab adanya sebuah bahasa tersebut sehingga dituturkan menjadi kata[4]

Inilah teori yang bila dikritisi dan dikomentari pasti memiliki penilaian tersendiri karena pada setiap masa akan ditemukan metode baru dengannya



[1] Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta:Rieneka Cipta Cet 3, 2007) Halaman 346

[2] J.W.M Verhaar, Pengantar Lingguistik (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Cet 18, 1992) 7

[3] Hal ini terjadi karena ada hubungan antara bunyi

[4] Paper ini bisa dilihat pada diary dunia maya www.abdullahhanani.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

huh,