Bahasa Arab ; Tidak Sekedar Bahasa Surga, Tapi Bahasa
Dunia
Pendahuluan
Sejak
lama, bahasa Arab adalah bahas internasional sebab semenanjung Arab merupakan
pusat perdagangan yang sering dilalui oleh para saudagar dari belahan dunia
manapun, seperti pedagang dari China, Syams, Byzantium dan Romawi.
Maka
lazimlah bila penyebaran bahasa Arab sangat pesat, selain karena jalur
perdagangan, faktor keberadaan Ka`bah yang fenomenal yang sering dikunjungi wisatawan
saat itu tidak kalah dengan sekarang. Artinya Bahasa Arab merupakan bahasa
wisata juga. Terlebih lagi setelah Islam datang dan pondasi ajarannya
memproklamirkan diri dengan bahasa Arab.
Akan
tetapi, Arab yang sangat luas tentulah memberikan pengaruh pada varian bahasa,
terutama perbedaan dialek antara wilayahnya.
Menguasai Bahasa Arab Seperti Menguasai Dunia
Di masa
Jahily, tidak ada kemahiran yang bisa melebihi kemampuan berbahasa Arab, bahkan
para raja di seluruh dunia berusaha belajar bahasa Arab melalui penerjemah
pribadi kerajaan, sebab banyak kepentingan yang harus dilalui melalui bahasa
Arab.
Seperti
di singgung pada pendahuluan tulisan ini, yang menyebutkan bahwa perdagangan
dan wisata merupakan magnet tersendiri bagi kehidupan dunia. Selain itu tradisi
dunia yang sedang ekstrim dengan romantisme sastra juga berawal dari Arab,
dimana pasar Ukazz dan beberapa lingkaran penyair menjadi kiblat bagi penikmat
sastra. Dan kebudayaan memiliki juru bicara yang pandai merupakan kewibawaan
tersendri bagi setiap kabilah.
Maka
saat itu, bahasa Arab mencapai puncaknya, bahasa Arab menjadi primadona dan
bahasa Arab bahkan terkadang menjadi sangat angkuh karena siapa yang tak
menguasainya akan terpojok dan tak bertuan.
Bahasa Arab Yang ‘Melangit’
Pasca menyebarnya Islam diseantero alam, bahkan sepertiga
dunia. Bahasa Arab semakin besar. Faktornya ialah karena setiap nash dan
apapun yang ‘berbau’ Islam pasti menggunakan bahasa Arab. Terlebih ketika Rasul
bersabda ; Aku mencintai bahasa Arab karena aku adalah orang Arab, dan
karena Quran diturunkan dalam bahasa Arab, Serta karena ahli surga kelak akan
berbahasa Arab. Tidak hanya itu, ada juga qaul yang berkata ; Ta`aalumul
arabiyyata, waallimuuhannaas. Belajarlah bahasa Arab, maka engkau pasti
menjadi manusia paling berintelektual.
Puncaknya,
bahasa Arab merajalela saat masa dinasti Umayyah, dimana semua unsur yang ada
harus menggunakan tradisi Arab, mulai dari penggunaan bahasa resmi, bahkan
pejabat negarapun harus berasal dari orang Arab.
Pada era
ini pula muncul langkah penerjemahan semua disiplin keilmuan kedalam bahasa
Arab, sehingga sumber ilmu yang berasal dari berbagai bahasa telah dimiliki dan
bisa dipelajari dengan bahasa Arab.
Ilmuan
dan pustaka Arab meroket, sampai hari ini banyak tokoh dan teks Arab yang
berasal dari generasi Umayyah ini masih lestari dan menjadi pijakan dalam aspek
intelektual muslim dan Barat.
Namun,
perlu diketahui, bahwa Arab tetaplah Arab yang angkuh, Arab yang berlomba-lomba
untuk saling menguasai bahkan dalam aspek bahasa. Sehingga kemunculan varian
bahasa Arab menjadi corak tersendiri. Ada dialek Yaman, dialek Mesir dan Hijaz.
Dan
dengan asbab perbedaan itu, serta seiring kemajuan tekhnologi dan
perkembangan zaman, bahasa Arab mulai renta, sudah seperti harimau yang tak
bertaring, sebab generasi muslim tidak lebih maju, mereka terkesan defensif,
tidak seagresif ilmuan Barat yang terus membara dalam mencari kemajuan dan
menciptakan peradaban.
Penutup
Perlu
kiranya penulis mengutip perkataan Adams, dia menyatakan bahwa apapun yang ada
di dunia ini, baik peradaban, ekonomi, kekuasaan dan lain-lain akan berjalan
diatas 4 rel kehidupan. Yakni lahir, berkembang, jaya dan mati. Begitupula
bahasa Arab dengan segala kebesarannya. Entahlah kita berada pada rel ke
berapa, perlu di catat oleh sejarah esok.
Daftar Bacaan
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1998)
Burhan Djamaluddin, Sejarah Sastra Arab (Surabaya : Adab Prees, 1999)
Djuwairiyah Dahlan, Tarikh Adab Araby (Surabaya : Jauhar, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
huh,