Beasiswa?kenapa tidak...

 Pusat Info Beasiswa

Senin, 02 Desember 2013



Keilmuan Dalam Islam



Pendahuluan
Ilmu dalam Islam tidak dapat dipungkiri kedudukannya, keberadaannya menjadi sebuah hakikat tentang Islam itu sendiri. Bahkan ada qaul ;
العلم نور لأهله فمن لم يكن عنده علم, فكأنه حيوان أي إحتياله ضعيفا.
Ilmu adalah cahaya bagi orang yang memilikinya, maka barang siapa tidak memiliki ilmu, maka seakan-akan dia seperti hewan yakni lemah budipekertinya.
            Dari sini kita bisa memahami bahwa keberadaan ilmu itu sangat penting dan urgent dalam Islam, bahkan telah memiliki tradisi sejak zaman Nabi hingga kini.
            Mercusuar keilmuan dunia telah lahir sejak Islam berkembang, namun tidak bisa dipungkiri jika semuanya lahir dari intelektual muslim, sebab banyak juga edukasi yang diperoleh dari khazanah peradaban besar sebelumnya yang kemudian di terjemah ke bahasa Arab, seperti ilmu yang sudah mengakar pada Yunani Kuno, Byzantium, Persia dan lain-lain.
            Akan tetapi Dunia telah mencatat bahwa dalam segala aspek keilmuan, para intelektual muslimlah yang berhasil menelurkan berbagai karya dalam bermacam-macam disiplin keilmuan, sebut saja Ibnu Khaldun sang bapak Sosiologi, Ibnu Sina Bapak Kedokteran, Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd Bapak Filsafat, Al-Jabar sang Bapak Matematika, dan tokoh tokoh lain dibidang Astronomi, Fisika, Biologi, Psikologi, Sejarah, Bahasa dan sebagainya.
            Mengapa Ilmu dalam Islam begitu dahsyat? Jawabannya tidak lain karena telah ada geneologi dan tradisi keilmuan yang kuat sejak pondasi Islam dibangun hingga masa kejayaannya.

Geneologi Tradisi Keilmuan
            Nah, geneologi keilmuan dalam Islam telah dibangun oleh Rasulullah pertama kali di Madrasah Islam pertama yang berada di rumah Arqam bin Abi Arqam dan kemudian di serambi masjid-masjid yang dibangun tidak hanya untuk beribadah saja, tapi untuk menjadi pusat pendidikan Islam.
            Sarjana pertama yang merupakan lulusan lembaga non formal ini adalah sahabat Nabi yang masyhur dengan kemahiran ilmunya, seperti Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Anas bin Malik, Muaz bin Jabal, Abu Musa Al-Asy`ari dan lain-lain. Mereka semua ahli dibidang tafsir, hadits, fiqh, faraidh, tauhid dan sebagainya.
            Jadi dari sinilah awal mula geneologi keilmuan dibangun, setelah itu menyebarlah para lulusan pertama murid nabi ke segela penjuru Arab pada umumnya dan Dunia pada khususnya. Adapun kurikulum yang diajarkan adalah kurikulum take and give.
            Disamping itu, ada sistem yang sangat luhur dari tradisi Islam yang hingga kini menjadi teladan bagi keilmuan Dunia, seperti sistem ilmu dan lembaga ilmiah (al-`uluum wal muassasah al-ilmiyyah), sistim politik (nidham as-siyaasi), sistem tatalaksana (nidham al-idaari), sistem keuangan (nidham al-maali), sistem kehakiman (nidham al-qadhaa`i) serta sebagainya.
            Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa geneologi keilmuan dalam Islam sudah sangat mengakar bahkan tidak bisa dibedakan awal mula antara Islam atau ilmukah yang diajarkan Nabi.
            Sesuai dengan perputaran zaman, maka Islam kemudian mendirikan pendidikan formal mulai dari pendidikan kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Hal ini untuk menggalakkan tradisi keilmuan agar terus continous dari masa ke masa.

Universitas Islam Pertama
            Pendidikan dalam Islam berusaha memindahkan (transfer) pengetahuan dan warisan kebudayaan yang mempengaruhi pertumbuhan sosial, spiritual dan intelektual.
            Maka dari itu kemudian didirikanlah perguruan tinggi yang memang digadang-gadang menjadi pencetak kader muslim handal untuk menjadi agent of change, agent of sosial dan agent of control dalam masyarakat.
            Berikut ini beberapa Universitas Islam yang tercatat dalam sejarah menjadi Universitas pertama di Dunia ;
1.      Universitas Al Karaouine (al Qurawiyyin), Fes Maroko.
Inilah perguruan tinggi pertama yang di catat oleh Guinness Book of World Records, berdiri pada tahun 859 dan hebatnya di dirikan oleh seorang perempuan bernama Fatimah al-Fihri. Kampus ini merupakan kiblat bagi mereka yang berminat di jurusan ilmu alam, matematika, kimia, fisika dan ilmu bahasa.
2.      Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir.
Didirian oleh dinasti Fatimiyyah pada tahun 970, sampai saat ini ‘gaung dan taringnya’ masih memiliki ruh, khususnya bagi orang Asia, sebab kampus ini merupakan pusat literatur Islam, sastra Arab dan berbagai pengetahuan ilmu modern.
3.      Universitas Nidzamiyyah, Baghdad Iraq.
Khawaja Nidzamul Mulk pada abad ke 1065, inilah kampus sastra terbesar yang pernah ada, bahkan kampus inilah yang melestarikan tradisi pagelaran sastra dunia hingga kini.

Setelah lahirnya tiga kampus muslim ini, berloma-lombalah orang barat mendirikan pendidikan yang sama dan dengan kurikulum yang sama pula, bahkan beberapa tenaga edukatifnya berasal dari intelektual muslim dan alumni dari perguruan tinggi Islam.
Beberapa perguruan tinggi barat itu adalah Universitas Bologna Italia, Universitas Sorbonne Paris Prancis, Universitas Oxford Inggris, Universitas Montpeller Prancis, Universitas Cambridge Inggris, Universitas Salamanca Spanyol dan Universitas Padua Italia.

Penutup
            Semangat belajar kaum muslimin pada dasarnya sudah tercipta sejak Nabi bersabda ; uthlubul ilma, minal mahdi ilallahdi, belajarlah sejak kalian keluar dari rahim ibu, hingga kalian masuk ke dalam liang lahat.
            Artinya fokus pendidikan sudah harus tertanam dalam benak kita sejak kecil hingga dewasa, bahkan batasnya sampai akhir hayat kita. Dari sinilah geneologi telah tertanam dalam tradisi keilmuan Islam.
            Adapun Universitas pertama di Dunia adalah Universitas Islam yang ada di Maroko dan Mesir serta Iraq, yang kemudian dari situ lahirlah kampus-kampus lain di dunia barat.
            Begitulah ilmu dalam Islam, ilustrasi dalam Quran menggambarkan bahwa derajat seorang yang berilmu dan beriman akan diangkat setingi-tingginya oleh Allah Swt. Wallahu a`lam.

Daftar Bacaan
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21  (Jakarta : Pustaka Al Husna Baru, 2003)
Zuhairini Dkk,  Sejarah Pendidikan Islam   ( Jakarta : Bumi Aksara, cetakan keempat, 1995)
Kompas, Kolom Edukasi, Edisi Kamis 23 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

huh,