Pendahuluan
Ilmu dalam Islam
tidak dapat dipungkiri kedudukannya, keberadaannya menjadi sebuah hakikat
tentang Islam itu sendiri. Bahkan ada qaul ;
العلم نور لأهله فمن لم يكن عنده علم, فكأنه حيوان أي إحتياله ضعيفا.
Ilmu adalah cahaya bagi orang yang memilikinya,
maka barang siapa tidak memiliki ilmu, maka seakan-akan dia seperti hewan yakni
lemah budipekertinya.
Dari
sini kita bisa memahami bahwa keberadaan ilmu itu sangat penting dan urgent dalam
Islam, bahkan telah memiliki tradisi sejak zaman Nabi hingga kini.
Mercusuar
keilmuan dunia telah lahir sejak Islam berkembang, namun tidak bisa dipungkiri
jika semuanya lahir dari intelektual muslim, sebab banyak juga edukasi yang
diperoleh dari khazanah peradaban besar sebelumnya yang kemudian di terjemah ke
bahasa Arab, seperti ilmu yang sudah mengakar pada Yunani Kuno, Byzantium,
Persia dan lain-lain.
Akan
tetapi Dunia telah mencatat bahwa dalam segala aspek keilmuan, para intelektual
muslimlah yang berhasil menelurkan berbagai karya dalam bermacam-macam disiplin
keilmuan, sebut saja Ibnu Khaldun sang bapak Sosiologi, Ibnu Sina Bapak
Kedokteran, Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd Bapak Filsafat, Al-Jabar sang Bapak
Matematika, dan tokoh tokoh lain dibidang Astronomi, Fisika, Biologi,
Psikologi, Sejarah, Bahasa dan sebagainya.
Mengapa
Ilmu dalam Islam begitu dahsyat? Jawabannya tidak lain karena telah ada geneologi
dan tradisi keilmuan yang kuat sejak pondasi Islam dibangun hingga masa
kejayaannya.
Geneologi Tradisi Keilmuan
Nah,
geneologi keilmuan dalam Islam telah dibangun oleh Rasulullah pertama kali
di Madrasah Islam pertama yang berada di rumah Arqam bin Abi Arqam dan kemudian
di serambi masjid-masjid yang dibangun tidak hanya untuk beribadah saja, tapi
untuk menjadi pusat pendidikan Islam.
Sarjana
pertama yang merupakan lulusan lembaga non formal ini adalah sahabat Nabi yang masyhur
dengan kemahiran ilmunya, seperti Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab,
Anas bin Malik, Muaz bin Jabal, Abu Musa Al-Asy`ari dan lain-lain. Mereka semua
ahli dibidang tafsir, hadits, fiqh, faraidh, tauhid dan sebagainya.
Jadi
dari sinilah awal mula geneologi keilmuan dibangun, setelah itu menyebarlah
para lulusan pertama murid nabi ke segela penjuru Arab pada umumnya dan Dunia
pada khususnya. Adapun kurikulum yang diajarkan adalah kurikulum take and
give.
Disamping
itu, ada sistem yang sangat luhur dari tradisi Islam yang hingga kini menjadi
teladan bagi keilmuan Dunia, seperti sistem ilmu dan lembaga ilmiah (al-`uluum
wal muassasah al-ilmiyyah), sistim politik (nidham as-siyaasi),
sistem tatalaksana (nidham al-idaari), sistem keuangan (nidham
al-maali), sistem kehakiman (nidham al-qadhaa`i) serta sebagainya.
Dari
sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa geneologi keilmuan dalam Islam sudah
sangat mengakar bahkan tidak bisa dibedakan awal mula antara Islam atau ilmukah
yang diajarkan Nabi.
Sesuai
dengan perputaran zaman, maka Islam kemudian mendirikan pendidikan formal mulai
dari pendidikan kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Hal ini untuk menggalakkan
tradisi keilmuan agar terus continous dari masa ke masa.
Universitas Islam Pertama
Pendidikan dalam Islam berusaha
memindahkan (transfer) pengetahuan dan warisan kebudayaan yang
mempengaruhi pertumbuhan sosial, spiritual dan intelektual.
Maka
dari itu kemudian didirikanlah perguruan tinggi yang memang digadang-gadang menjadi
pencetak kader muslim handal untuk menjadi agent of change, agent of sosial dan
agent of control dalam masyarakat.
Berikut
ini beberapa Universitas Islam yang tercatat dalam sejarah menjadi Universitas
pertama di Dunia ;
1. Universitas Al
Karaouine (al Qurawiyyin), Fes Maroko.
Inilah perguruan tinggi pertama yang
di catat oleh Guinness Book of World Records, berdiri pada tahun 859 dan
hebatnya di dirikan oleh seorang perempuan bernama Fatimah al-Fihri. Kampus ini
merupakan kiblat bagi mereka yang berminat di jurusan ilmu alam, matematika,
kimia, fisika dan ilmu bahasa.
2. Universitas
Al-Azhar, Kairo Mesir.
Didirian oleh dinasti Fatimiyyah pada
tahun 970, sampai saat ini ‘gaung dan taringnya’ masih memiliki ruh, khususnya
bagi orang Asia, sebab kampus ini merupakan pusat literatur Islam, sastra Arab
dan berbagai pengetahuan ilmu modern.
3. Universitas Nidzamiyyah,
Baghdad Iraq.
Khawaja Nidzamul Mulk pada abad ke
1065, inilah kampus sastra terbesar yang pernah ada, bahkan kampus inilah yang
melestarikan tradisi pagelaran sastra dunia hingga kini.
Setelah lahirnya tiga kampus muslim ini, berloma-lombalah orang barat
mendirikan pendidikan yang sama dan dengan kurikulum yang sama pula, bahkan
beberapa tenaga edukatifnya berasal dari intelektual muslim dan alumni dari
perguruan tinggi Islam.
Beberapa perguruan tinggi barat itu adalah Universitas Bologna Italia,
Universitas Sorbonne Paris Prancis, Universitas Oxford Inggris, Universitas
Montpeller Prancis, Universitas Cambridge Inggris, Universitas Salamanca
Spanyol dan Universitas Padua Italia.
Penutup
Semangat belajar kaum muslimin pada dasarnya
sudah tercipta sejak Nabi bersabda ; uthlubul ilma, minal mahdi ilallahdi, belajarlah
sejak kalian keluar dari rahim ibu, hingga kalian masuk ke dalam liang lahat.
Artinya fokus pendidikan sudah harus
tertanam dalam benak kita sejak kecil hingga dewasa, bahkan batasnya sampai
akhir hayat kita. Dari sinilah geneologi telah tertanam dalam tradisi keilmuan
Islam.
Adapun Universitas pertama di Dunia
adalah Universitas Islam yang ada di Maroko dan Mesir serta Iraq, yang kemudian
dari situ lahirlah kampus-kampus lain di dunia barat.
Begitulah ilmu dalam Islam,
ilustrasi dalam Quran menggambarkan bahwa derajat seorang yang berilmu dan
beriman akan diangkat setingi-tingginya oleh Allah Swt. Wallahu a`lam.
Daftar
Bacaan
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21 (Jakarta : Pustaka Al Husna Baru, 2003)
Zuhairini Dkk, Sejarah
Pendidikan Islam ( Jakarta : Bumi Aksara, cetakan keempat,
1995)
Kompas, Kolom Edukasi, Edisi Kamis 23 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
huh,