Sunan Kalijaga Vs Syekh Siti Jenar[1]
Satu
Dua
Tiga
Itu harus
Satu
Tiga
Lima
Itu lekas
Makna umum dari karya ini adalah pengungkapan tabir sistem thariqah yang menjadi pedoman paradigma pembelajaran Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar yakni jika Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan dalam nilai amaliyah dengan mempelajari Syari`at, Thariqat dan Hakikat berdasarkan dalil :
وشريعة وطريقة و حقيقة كسفينة في البحر لذهاب[2]
Sedangkan Syekh Siti Jenar menerapkan keilmuan yang sulit diamalkan oleh ummatnya sebab mayoritas masih islam beginner yaitu: Syari`at, Hakikat dan Makrifat, jadi hal ini sulit diadaptasi oleh pengikutnya.
Peristiwa serupa persis pernah terjadi dimasa keemasan kaum sufi melalui tokoh panutannya yaitu Al-Hallaj di Baghdad beberapa abad yang lalu .
Karya sastra ini merupakan sebuah syair yang berisi tentang nilai ajaran ritual keagamaan penuh dengan kekentalan sufi yang dicerminkan dengan tokoh seniman penyiar agama Islam di Jawa, Sunan Kalijaga dan sang kontroversi Syekh Siti Jenar .
Karya sastra model ini bisa juga disebut sastra bandingan, yaitu studi banding ilmu pengetahuan yang kemudian lahir studi bandingan dalam agama[3] .
berikut struktur intrinsik dan ekstrinsiknya :
1. Intrinsik
Terdiri dari penuturan tokoh, alur, latar dan tema ( hal ini pasti berkaitan dengan sastra)
* Tokoh
Dalam puisi ini tokoh yang diangkat adalah Sunan kalijaga dan Syekh Siti Jenar
* Alur
Berdimensikan kedalaman ilmu pengetahuan khususnya thariqat yang berbeda antara pemahaman pengikut masing – masing sekte
* Latar
Background karya yang nyentrik ini adalah pada padepokan dimana system ajian sorogan dilakukan, yaitu pada halaqah- halaqah yang membahas tentang jati diri al ma`budu fillahi dan wahdatul wujud .
* Tema
Tema yang diangkat adalah perseteruan antara Sunan Kalijaga versus Syekh Siti Jenar ditinjau dari segi paradigma ajarannya
2. Ekstrinsik
Pemaparan politik, social, budaya, agama, sejarah dan biografi (struktur ini tidak selalu mengacu pada karya sastra seperti intrinsik) .
* Politik
Puisi ini dipengaruhi oleh keadaan politik yang mana pihak wali songo yang dalam hal ini diwakili oleh Sunan Kalijaga memilih Raden Patah untuk memimpin perjuangan dengan pemerintahan demak sedangkan Syekh Siti Jenar Sendiri mendukung gerakan pimpinan muridnya sendiri yang merupakan kerabat Majapahit .
* Sosial, Budaya serta Agama
Oleh karena masih kentalnya pengaruh agama hindu budha waktu itu maka puisi ini juga memaparkan kelas peribadatan dan kedekatan antara hamba dan tuhan serta kelas kasta yang sepertinya timbul dalam konteks thariqah .
* Biografi dan Sejarah
Jika kita menyimak puisi ini dengan seksama maka begitu terperinci sejarah perbedaan pemikiran dan nalar serta juga praktek amaliyah dari kedua pendekar penyebar islam ini .
Mengenai biografi, karya ini sulit membuka tabir pelaku sebab puisi ini sangat mengandalkan ketajaman akal untuk berpikir dan hatilah penilainya. Namun bila kita memahami arti ajaran sejarahnya maka pasti faham pulalah biografinya dengan otomatis[4] .
[1] Ibnu Syamsul el-Fikry, Warna 1001 Makna, (Sumenep:Al - Amien Printing, 2006) Halaman 3
[2] Bakr Al-Makky bin Muhammad Syatha Ad – Dimyathi, Kifayatul Atqiya`, (Surabaya:Al – Hidayah,1402) Hal. 9
[3] Kamal Yusuf, Teori Sastra, (Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 2009) Hal. 10
[4] Paper ini bisa di baca pada diare pribadi penulis di dunia maya, www.abdullahhanani.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
huh,